Mitra Rakyat.Com (Pasbar)

Dari beberapa titik yang termasuk kawasan Geopark di Pasaman Barat, Janjang Seribu merupakan salah satu kawasan Geopark yang menawarkan beragam pesona dan potensi untuk dikembangkan.

"Kawasan Geopark atau taman bumi Jenjang Seribu ini berada tepatnya di Lubuak Landua, Kecamatan Pasaman," kata pembina Geopark Talamau Pasaman Barat Bodal di Simpang Empat, Rabu (29/07)

Kawasan Geopark Jenjang Seribu memiliki kategori cukup lengkap sebagai ekowisata, agrowisata edukasi dan potensi alam lainnya.

Memiliki ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut (Mdpl) pengunjung bisa melihat sunset dan sunrise yang memiliki sudut pandang yang sangat eksotik arah pantai Sasak dan Simpang Empat sebagai ibu kota Pasaman Barat sangat jelas terlihat.

Jenis bebatuan purba lava andesit dan lava piroplatik bekas semburan letusan gunung Talamau juga bisa ditemukan serta17 air terjun dengan air yang jernih dan sejuk siap menyambut pengunjung disana.

Hingga puncak Gunung Talamau setinggi 2.982 Mdp bisa dicapai melalui jalur Jenjang Seribu.

Selain itu, kicauan beragam burung bisa didengar jelas dan pemandangan lainnya yang sangat indah.

Pengunjung juga akan disuguhi pemandangan alam yang amat mempesona dengan udara segar hingga belaian angin sepoi-sepoi sepanjang kawasan jenjang seribu.

Bodal mengakui Geopark Jenjang Seribu belum terlalu dikenal. Namun kawasan ini sudah diakui secara nasional dan masuk kawasan geopark nasional.

"Kawasan ini masih alami belum tersentuh. Dibutuhkan peran aktif komunitas atau pemilik tanah yang ada disekitarnya.

Kawasan yang masih perawan ini potensial dikembangkan menuju eko dan agrowisata yang berbasis masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja lewat jasa pemandu, penyedia transportasi, homestay, menjual kerajinan, dan sebagainya.

Sementara itu Ketua Harian Geopark Talamau Roby Zandriko mengatakan kawasan Jenjang Seribu menawarkan tiga pilar potensi yang ada.

Pertama dipangkal masuk menuju Kawasan Jenjang Seribu ada wisata religi Surau Lubuak Landua yang merupakan budaya (culture) dalam belajar agama dengan beragam budaya dan wisata ikan larangan.

Pilar kedua jika beranjak menuju kawasan Jenjang Seribu disugukan geologi berupa lava piroplastik yang merupakan bekas atau jalur semburan larva dari Gunung Talamau.

Disekitarnya ada 17 air terjun dan pilar ketiga menawarkan bio diversity atau keberagaman hayati, flora fauna dan tumbuhan langka.

"Pada ketinggian 640 sampai 1.600 Mdpl ke atas dari hasil penelitian ahlj ada 176 jenis burung. Selain itu juga ada tumbuhan raflesia dan satwa lainnya. Ketiga pilar itulah menjadi pendukung geopark Jenjang Seribu ," sebut Robby.

Menurutnya dengan potensi dan pesona yang ada itulah kawasan Jenjang Seribu sangat potensial dijadikan kawasan wisata. Baik wisata ekowisata, agrowisata dan wisata edukasi.

Artinya saat ini pihaknya terus mencoba merangkul masyarakat dan pihak terkait bagaimana potensi itu nanti bisa tergarap dengan baik.

"Idealnya potensi ini bisa dijadikan upaya peningkatan ekonomi warga. Ekonomi kreatif bisa dikembangkan dan akan membuka lapangan kerja," katanya.

Untuk pengembangan kawasan ini diperlukan dukungan lintas sektoral seperti Bappenas, PUPR, BPBD, Koperindag, Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan, BPBD dan instansi terkait lainnya.

"Yakinlah jika potensi ini tergarap dengan baik maka akan menjadi aset daerah yang luar biasa dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah," ujarnya.

Pihaknya sendiri telah melakukan berbagai langkah. Salah satunya mengidentifikasi titik-titik yang akan dikembangkan dengan ahli geologi.

Sebab, geologi itu merupakan syarat mutlak untuk kawasan geopark.

"Kemunginan dalam waktu dekat akan keluar Surat Keputusan warisan geologi dari Kementrian ESDM. Apalagi tiga kawasan lolos tingkat nasional da satu diantaranya calon untuk geopark internasional," katanya.

Ia berharap dukungan semua pihak untuk memajukan kawasan geopark yang ada di Pasaman Barat ini.

Pengunjung jika ingin menuju Kawasan Geopark Jenjang Seribu bisa langsung menuju Jorong Lubuak Landua yang berjarak sekitar 30 menit dari Simpang Empat.

Keudian langsung menuju Kawasan Jenjang Seribu yang memakan waktu sekitar satu jam perjalanan dengan pemandangan indah dengan hutan yang masih perawan. (Dedi)