Latest Post

1 #Kajati #Kajari #Sumbar #Pasbar 4 #Pasbar 1 #Pasbar #IMI 1 #sunatanmasal #pasbar #kolaboraksi 1 17 Agustus 1 AAYT 1 Administrasi 5 Agam 1 Agama 1 Aia Gadang 1 Air mata 1 Ajudan 1 Akses 4 Aksi 1 Amankan 1 Ambulance 1 Anam Koto 1 Anggaran 6 APD 1 Arogan 2 Artikel 1 Aset 1 Asimilasi 1 ASN 1 Atlet 1 ATR 2 Aturan 1 Babinkamtibmas 1 Baharuddin 1 Balon 1 Bandung 1 Bansos 1 Bantah 7 Bantuan 1 Batu Sangkar 1 Bawaslu 1 Baznas 1 Baznas Pasbar 1 Bebas 1 Bedah Rumah 1 Belajar 1 Belanja 4 Bencana 2 Berbagi 1 Berjoget 1 Bhakti 1 Bhayangkara 1 Bhayangkari 2 Bina Marga 1 BK 1 BKPSDM 1 BLPP 1 BLT Dana Desa 3 BNN 4 BNNK 1 Bocah 1 Bogor 1 Box Redaksi 1 Boyolali 9 BPBD 1 BPK RI 1 BPN 1 BTN 1 BTT 8 Bukittinggi 1 Bully 17 Bupati 3 Bupati Pasbar 1 Cacat Hukum 1 Calon 1 Camat 1 Cerpen 6 Corona 1 Covid 29 Covid 19 16 Covid-19 1 CPNS 1 cross 1 dampak 1 Dana 1 Dandim 1 Data 1 Demo 1 Dermawan 3 Dharmasraya 1 Dilaporkan 1 dinas 2 Dinkes 1 Dinsos 2 Direktur 3 Disinfektan 4 DPC 2 DPD 1 DPD Golkar 1 DPD PAN 1 DPP 12 DPRD 3 DPRD Padang 1 DPRD Pasbar 1 Dukungan 1 Duta Genre 1 Emma Yohana 2 Erick Hariyona 1 Ershi 1 Evakuasi 1 Facebook 1 Forkopimda 1 Formalin 1 Fuso 1 Gabungan 1 Gempars 1 Geoaprk 3 Gerindra 1 Gor 1 Gudang 3 gugus tugas 3 Hakim 2 HANI 1 Hari raya 1 Haru. 1 Hilang 1 Himbau 2 Hoax 1 Hujat 2 Hukum 1 Humas 1 HUT 1 Hutan Kota 1 idul adha 1 Ikan Tongkol 1 Iklan video 1 Ikw 2 Ilegal mining 1 Incasi 1 Inspektorat 1 Intel 3 Isolasi 1 Isu 1 Jabatan 32 Jakarta 3 Jalan 1 Jambi 3 Jateng 6 Jubir 1 Jumat berbagi 1 Jurnalis 10 Kab. Solok 2 Kab.Agam 4 Kab.Padang Pariaman 3 Kab.Pasaman 2 Kab.Solok 1 Kab.Solok Selatan 1 Kabag 3 Kabid 2 Kabupaten Pasaman 1 Kader 3 Kadis 1 Kajari 2 Kalaksa 1 Kanit 1 Kapa 10 Kapolres 1 Karantina 6 Kasat 1 Kasi 1 KASN 1 Kasubag Humas 1 Kasus 1 Kebakaran 1 Kejahatan 1 Kemanusiaan 1 Kemerdekaan 2 Keracunan 1 Kerja 1 Kerja bakti 1 kerjasama 2 Kesbangpol 1 Kesenian Daerah 1 Kesra 2 Ketua 2 Ketua DPRD 1 Kinali 2 KKN 1 Kodim 2 KOK 3 Kolaboraksi 2 Komisi 1 Komisioner 4 KONI 1 KONI PASBAR 1 Kontak 1 Kontrak 1 Kopi 4 Korban 1 Korban Banjir 1 Korupsi 15 Kota Padang 2 Kota Solok 3 KPU 2 Kriminal 4 kuasa hukum 1 Kuliah 1 Kupon 1 Kurang Mampu 1 Kurban 1 Labor 1 Laka Lantas 1 Lalulintas 1 Lantas 5 Lapas 3 Laporan 1 Laporkan 2 Laskar 1 Lebaran 2 Lembah Melintang 1 Leting 1 Limapuluh Kota 1 LKAAM 1 Lubuk Basung 3 Maapam 3 Mahasiswa 1 Maligi 1 Masjid 3 Masker 1 Medsos 1 Melahirkan 1 Mengajar 2 Meninggal 5 Mentawai 1 metrologi 1 Milenial 1 MoU 1 MPP 1 MRPB 2 MRPB Peduli 1 MTQ 2 Mujahidin 3 Muri 1 Nagari 1 Narapidana 6 Narkoba 28 Nasional 1 Negara 2 Negatif 5 New Normal 2 New Pasbar 88 News Pasbar 1 Ngawi 1 ninik mamak 2 ODP 1 OfRoad 2 Oknum 2 olah raga 2 Operasi 127 Opini 1 Opino 1 OTG 2 PAC 1 Pada 659 Padang 6 Padang Panjang 17 Padang Pariaman 1 Painan 1 Pakar 4 Pandemi 1 Pangan 1 Pantai Maligi 1 Panti Asuhan 6 Pariaman 1 Paripurna 2 pariwara 1 Pariwisata 1 Partai 1 Pasaan 93 Pasaman 27 Pasaman Barat 521 Pasbar 1 Pasbat 1 Pasien 1 Paslon 1 Patuh 4 Payakumbuh 1 Pdamg 2 PDIP 4 PDP 6 Peduli 1 peduli lingkungan 1 Pegawai 2 Pelaku 3 Pelanggaran 3 Pemalsuan 1 Pemasaran 1 pembelian 1 Pembinaan 1 Pemda 1 Pemerasan 3 Pemerintah 1 Pemilihan 1 Pemilu 2024 65 Pemko Padang 1 Pemuda 1 Penanggulangan 1 penangkapan 2 Pencemaran 2 Pencuri 1 pendidikan 2 Pengadaan 2 Pengadilan 1 Penganiayaan 1 Pengawasan 1 Penggelapan 1 Penghargaan 1 penusukan 1 Penyelidikan 1 Penyu 1 Perantauan 1 Perawatan 3 Perbatasan 1 Peredaran 1 Periode 1 Perjalanan 1 perkebunan 3 Pers 1 Pertanahan 3 Perumda AM Kota Padamg 8 Perumda AM Kota Padang 2 Perumda Kota Padang 38 Pessel 3 Pilkada 1 Pinjam 1 PKH 1 PKK 1 Plasma 1 Plt 2 PN 1 PN Pasbar 2 PNS 3 pol pp 1 Polda Sumbar 4 Polisi 6 Politik 28 Polres 6 Polres Pasbar 1 Polsek 1 Pos 3 Pos perbatasan 6 Positif 2 posko 1 potensi 1 PPM 1 Prestasi 4 PSBB 1 PSDA 1 Puan 2 PUPR 1 Pusdalops 2 Puskesmas 1 Pustu 1 Rapid Test 2 razia 1 Rekomendasi 3 Relawan 1 Reses 1 Reskrim 1 Revisi 1 RI 8 RSUD 1 RSUP M Djamil 1 RTLH 1 Rumah Sakit 1 Rusak 1 Sabu 1 Samarinda 1 Sapi 2 SAR 8 Satgas 2 Satlantas 1 SE 4 Sekda 1 Sekda Pasbar 1 Selebaran 8 Sembako 1 Sertijab 1 Sewenang wenang 1 Sidak 13 sijunjung 1 Sikilang 2 Singgalang 1 sirkuit 2 SK 1 Snar 2 Solo 5 Solok 4 Solok Selatan 5 SolSel 4 sosial 2 Sosialisasi 2 Sumatera Barat 145 Sumbar 1 Sumbar- 1 Sumur 1 Sunatan massal 1 sungai 1 surat kaleng 6 swab 2 Talamau 1 Talu 1 Tanah 20 Tanah Datar 1 Target 1 Tata Usaha 1 teluk tapang 1 Temu ramah 2 Terisolir 1 Terminal 1 Tersangka 5 Thermogun 1 Tidak layak Huni 2 Tilang 1 Tindak Pidana Korupsi 1 tipiter 1 TMMD 2 TNI 1 TNI AL 1 Tongkol 1 TP.PKK 1 tradisional 1 Transparan 1 trenggiling 1 tuak 2 Tukik 1 Tumor 1 Ujung Gading 1 Ultimatum 1 Uluran 1 Unand 1 Upacara 1 Update 1 usaha 1 usir balik 1 Verifikasi 1 Virtual 1 wakil bupati 4 Wali Nagari 2 wartawan 1 Waspada 1 Wirid Yasin 1 Yamaha Vega 2 Yarsi 2 Yulianto 1 ZI 1 Zona Hijau 1 Zona Merah


Mitra Rakyat.com(Padang)
Rapat koordinasi rehabilitasi dan rekonstruksi daerah pasca bencana provinsi Sumatera Barat memasuki hari kedua. Pada kesempatan ini yang jadi narasumber pihak dari Kejaksaan Tinggi (Kejati). Materi kali ini terkait Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

Berita terkait: Deputi BNPB, Rifai: Mitigasi Sangat Penting di Sosialisasikan Kepada Masyarakat Daerah Rawan Bencana

Sebagai perwakilan dari Kejati Sumbar,  Basril G, SH, M.H, Koordinator Bidang Tindak Pidana Khusus, mengatakan, "Tindak pidana korupsi sebagaimana tertuang dalam UU No. 32 ayat 1 harus memenuhi beberapa unsur diantaranya memperkaya diri sendiri/kelompok, penyalahgunaan wewenang/jabatan dan merugikan keuangan negara", kata Basril,  Jumat(06/12) pada acara tersebut dipadang.

"Berdasarkan unsur unsur tersebut, barulah pihak kejaksaan menetapkan perkara itu masuk sebagai kasus tindak pidana korupsi", kata nya lagi.


Apabila ada salah satu unsur yang tidak terpenuhi, maka perkara itu belum dapat diproses. Pada intinya, kejaksaan tidak mau sembarang dalam menetapkan Kasus tindak pidana korupsi, ucapnya.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Sumbar Eman Rahman pada kesempatan itu berpesan, Dalam penggunaan anggaran perlu lebih hati-hati dan teliti.  Jangan sampai menimbulkan permasalah hukum kedepannya.

Setelah pemberian materi dari 
Kordinator bidang tindak pidana khusus Kajati Sumbar Basril. G, acara dilanjutkan dengan season diskusii dan tanya jawab.

Dalam penanggulangan bencana, perlu dilakukannya sosialisasi secara inten dengan pihak yudikatif (penegak hukum) guna menyamakan persepsi karena dalam penaggulangan bencana "UU Lex spesialis" (UU khusus), saran salah seorang peserta.

*roel/fit*


Mitra Rakyat.com(Padang)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Sumatera Barat melaksanakan Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekontruksi Daerah Pasca Bencana Provinsi Sumatera Barat selama dua hari, 5-6 Desember di Kyriad Bumi Minang Hotel, Padang.

Agenda rakor ini adalah membahas bagaimana tindak lanjut BPDB Daerah  terhadap wilayah yang terkena dampak pasca bencana.

Rapat koordinasi yang dihadiri seluruh Kalaksa dan anggota BPBD se Kabupaten dan Kota se Sumatera Barat, resmi dibuka pada Kamis(05/12) di aula Kyrayed Bumi Minang Hotel.
Deputi BNPB, Ir. Rifai MBA
Pada kesempatan itu Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Rifai menyampaikan terkait Hibah rehab dan rekonstruksi pasca bencana wilayah terdampak bencana di Indonesia, kata Rifai pada pidato di pembukaan rapat tersebut.

"Kebencanaan yang ada saat ini menjadi sektor strategis yang butuh perhatian khusus bagi kita semua", lanjutnya.

Deputi berpesan agar seluruh BPBD Kab dan Kota membuatkan Rencana kontigensi bencana. Dan merupakan naskah tertinggi dalam kebencanaan.

"Mitigasi bencana sangat penting untuk sosialisasi kepada seluruh masyarakat yang berdomisili didareah rawan bencana", sebut Deputi.

Karena, Kontigensi akan berlanjut kepada rencana aksi, untuk itu kepada seluruh anggota BPBD yang ada di Sumbar untuk mensosialisasikan pentingnya Mitigasi kepada masyarakat, tutup Rifai.

Pada pembukaan acara rapat tersebut ikut dihadir Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni, Kalaksa BPBD Sumbar Erman Rahman serta Kalaksa kab/kota se Sumbar.

Bupati Padang Pariaman pada kesempatan itu mengatakan, "Saya yakin Sumatera Barat memiliki semangat dan  menjaga komitmen", kata Ali Mukhni.

"Kesiap siagaan secara personal dan kelompok merupakan satu hal yang wajib diterapkan kepada seluruh anggota BPBD", tuturnya.

Terakhir Bupati berpesan, "agar dana kebencanaan jangan diganggu, sebab,  itu adalah hak masyarak yang terkena bencana", tutup Bupati tersebut.

Selesai acara pembukaan rapat,  seluruh peserta diperkenankan untuk istirahat oleh panitia pelaksana. *roel*


Mitra rakyat.com(Pessel)
Indikasi pesengkokolan yang terjadi pada proyek duplikat jembatan salido yang menghabiskan uang negara sebesar Rp 12.616.837.000, APBN TA 2019 makin kuat tercium. Setelah banyak kejanggalan yang ditemukan dilapangan saat pekerjaan masih berjalan. Hebatnya,  pekerjaan tersebut masuk dalam pengawasan Tim Pengawal, Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah(TP4D)  Kejati Sumbar.

Baca berita sebelumnya: Diduga Untuk Kurangi Volume, PT. SPA Campur Reademix Dengan Batu

Dari beton K350 yang mengandung batu, material besi kuat dugaan campuran merk(KS dan MS), para pekerja tidak menggunakan APD yang tertera di SMK3 pada dokumen kontrak.

Namun, pihak yang wajib menegur atau mengintervensi kontraktor seperti, PPK,  dan pengawas seakan merestui kecurangan yang dilakukan oleh kontraktor sebagai pelaksana lapangan.

Ir. Sutan Handy Alamsyah,Ketua Komwil Sumbar LMR-RI 

Sebab, saat dilapangan waktu pekerjaan berjalan, pengawas lapangan dari PT. Anugrah Kridapradana KSO PT. Delta Tamawaja Corpora selaku Konsultan Supervisi tidak ada satupun dapat ditemui oleh beberapa awak media, pada Kamis(29/11) waktu lalu di Salido,  Kabupaten Pesisir Selatan(Pessel).

Mencengangkan lagi,  Pejabat Pembuat Komitmen(PPK 2.3) Rahmad Donal saat dikonfirmasi via telponnya 0811-6678-xxx, terindikasi tidak mau menjawab konfirmasi awak media meskipun panggilan menandakan masuk. Begitupun,  via messeg WA,  hingga berita ini diterbitkan Rahmad Donal belum membukanya.

Sebelumnya proyek milik Direktorat Jendral Bina Marga, Balai Pelaksana Jalan Nasional(BPJN) III dengan nomor kontrak KU.08.08/KTR.02/PPK-2.3/PJN.II/VI/2019,Tanggal 21Juni 2019, dikerjakan PT. Sultan Arvant Permana(SAP) diduga tidak sesuai spesifikasi teknis dan KAK.

Menanggapi hal tersebut, Ir. Sutan Hendy Alamsyah selaku Ketua Komwil (Komisariat Wilayah) Lembaga Missi Reclassering Republik Indonesia(LMR-RI) Provinsi Sumatera Barat mengatakan,, " dengan tidak kooperatifnya Rahmad Donal(PPK 2.3) dalam menanggapi konfirmasi media, kuat dugaan proyek jembatan itu ada apa-apanya", sebut Sutan pada Kamis(05/12) dirumahnya.

Menurutnya, ada indikasi main mata antara PPK, konsultan supervisi,  dan kontraktor. Bahkan,  Kasatker PJN II disinyalir ikut berperan serta dalam permainan curang itu, Akibatnya,  lagi-lagi negara melalui APBN dirugikan", cecarnya Sutan.

Untuk itu, kepada Aparat Penegak Hukum(APH) yang memiliki kewenangan dalam menguak dugaan kecurangan ini untuk bekerja profesioanal sesuai amanat negara, pungkasnya.

Hingga berita ini diterbitkan media masih upaya konfirmasi pihak terkait lainnya.

*roel/tim*


Opini
Ditulis Oleh : Reni Rosmawati
Member Akademi Menulis Kreatif

Mitra Rakyat.com

"Tidaklah seorang penguasa diserahi urusan kaum Muslim, kemudian ia mati, sedangkan ia menelantarkan urusan tersebut, kecuali Allah mengharamkan surga untuk dirinya." (HR al-Bukhari dan Muslim).

Seiring menguatnya desakan banyak pihak agar pemerintah serius menurunkan angka stunting, Staf Kepresidenan Moeldoko didukung Menteri Pertanian akan meluncurkan gerakan nasional  piara satu ayam tiap rumah. Dengan itu, diharapkan terselesaikan masalah gizi buruk yang dialami keluarga miskin. Sebagaimana dilansir oleh CNN Indonesia (15/11/2019), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengusulkan agar satu keluarga memelihara ayam untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Ia mengatakan pemenuhan gizi anak bisa dilakukan dengan memberi asupan telur dari ayam yang dipelihara tersebut.

Menurut Moeldoko, gizi yang diberikan sejak usia dini dapat menekan angka stunting alias gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis pada seribu hari pertama. Moeldoko menyebut setiap anak wajib memakan satu butir telur ayam. Anak-anak juga perlu mendapatkan makanan kaya gizi lainnya, seperti ikan, sayur mayur, tahu, maupun tempe yang penuh dengan protein.

Moeldoko pun mencontohkan India yang kini sudah menerapkan wajib makan lima telur dalam satu minggu. Menurutnya, program itu bisa diterapkan agar anak-anak Indonesia tak mengalami stunting. Saat ini terdapat program yang dijalankan Kementerian Kesehatan, yakni "isi piringku".

Mantan panglima TNI itu menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk mempercepat pengentasan stunting. Pemerintah telah menargetkan angka stunting turun jadi 19 persen pada 2024. Angka stunting sudah turun dari tahun sebelumnya menjadi 27,67 persen. Saat ini, setidaknya 1.7 balita terselamatkan dari stunting. Hal ini, menurut Moeldoko karena hasil kerja keras pegiat pencegahan stunting yang tidak kenal menyerah. Karenanya, Moeldoko memberi penghargaan sebagai wujud apresiasi kepada 10 pegiat pencegahan stunting 2019. Masing-masing mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp10 juta.

Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendukung usulan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko agar setiap keluarga memelihara satu ekor ayam untuk mencegah stunting. Menurutnya, kebutuhan ayam nasional akan terpenuhi jika usulan itu terealisasi.

Menyaksikan fakta di atas, terkait usulan Kepala Staf Kepresidenan yang menyarankan tiap keluarga memelihara ayam sebagai upaya untuk memenuhi gizi anak, menjadi indikasi bahwa pemerintah gagal dalam mengurusi urusan rakyatnya di jilid ll. Bukan hanya sekali pemerintah mengeluarkan statement  seperti ini, sebelumnya pun pemerintah mengeluarkan statement serupa yang menyarankan masyarakat mengkonsumsi keong sawah sebagai pengganti daging yang mahal. Sungguh pernyataan tidak relevan dikeluarkan dari mulut seorang pemimpin. Alih-alih mencari solusi untuk permasalahan rakyat,  namun justeru pemerintah semakin menampakkan ketidak becusannya mensejahterakan rakyat.

Ibarat penyakit yang mematikan, stunting adalah masalah besar yang mesti disikapi sebagai ancaman yang amat serius. Pemerintah negara beserta jajarannya seharusnya berkolaborasi mengambil sikap tegas serta membuat kebijakan menyeluruh menghapus dan mengatasi kemiskinan dengan memurahkan harga bahan pangan, membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya juga memberikan pelayanan kebutuhan rakyat secara gratis berkualitas. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak harus didukung faktor yang layak pula.

Bukan hanya sekedar mengeluarkan kebijakan dan membuat gerakan nasional nyeleneh minim solusi. Negara dan pemerintah seharusnya berperan sebagai pengatur urusan umat, yang bertugas menjamin kesejahteraan masyarakat dalam aspek apapun termasuk kesehatan. Mengandalkan pemenuhan kesehatan pada gerakan nasional menjadi ukuran makin lepasnya tanggung jawab pemerintah terhadap pemenuhan kemaslahatan rakyat.

Menurut laporan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI awal Juli 2018 menyebutkan, sembilan juta balita di Indonesia atau satu dari tiga balita menderita stunting (tubuh pendek). Indonesia masuk dalam klasemen lima besar negara dengan mega stunting di dunia. Kecerdasan anak yang mengalami stunting pun terampas oleh krisis pangan yang kembali bersemayam di negeri agraris ini.

Fakta tersebut cukup tragis dan mencengangkan, mengingat Indonesia bukanlah negeri yang tandus. Indonesia adalah negeri Gemah Ripah Loh Jinawi. Bahkan tertuang dalam lagu “Tongkat Kayu dan Batu Jadi Tanaman” yang menggambarkan betapa subur makmurnya bumi Pertiwi. Tapi bagaimana bisa negeri dengan kesuburan dan kekayaan luar biasa bisa mengalami permasalahan stunting, gizi buruk bahkan kelaparan?

Jika kita cermati secara mendalam, angka stunting yang semakin meningkat setiap tahunnya semua bersumber dari adanya ketimpangan ekonomi akibat sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini.  Sistem Kapitalisme telah menjadikan setiap kebijakan  yang dikeluarkan pemerintah tak ada satupun yang berpihak kepada rakyat. Dari segi pertanian misalnya, banyaknya lahan yang beralih fungsi ke non pertanian yg dikuasai corporate sehingga para petani tak memiliki lahan untuk berproduksi, belum lagi kebijakan impor pangan yang juga mematikan harga jual masyarakat. Akhirnya membuat ketahanan pangan negara terganggu yang tentu berimplikasi terhadap gizi masyarakat.

Ditambah lagi banyaknya perjanjian-perjanjian kerjasama antar negara, membuat negara tidak bisa mandiri dalam menetapkan kebijakan termasuk dalam hal ekonomi. Negara hanya bisa tunduk dan patuh pada aturan kerjasama, entah itu merugikan atau menguntungkan. Inilah yang terjadi ketika negara hanya berperan sebagai pengekor. Ini akan terus berlanjut selama kita tidak mandiri dan berdaulat sendiri serta berlepas diri dari setiran mereka.

Islam sebagai agama agung, telah menorehkan tinta emas kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Kemajuan ilmu pengetahuan hingga kesejahteraan masyarakat turut menjadi catatan gemilang ketika peradaban Islam tegak di muka bumi. Kesejahteraan hidup benar-benar dirasakan setiap individu masyarakat pada waktu itu. Produksi pangan berlimpah dan memenuhi kebutuhan semua populasi. Satu orang saja yang mengalami kelaparan segera diatasi.  Seperti tindakan Khalifah Umar bin Khattab yang bersegera memenuhi kebutuhan pangan keluarga miskin dengan stok pangan baitul mal secara memadai.

Kegemilangan Islam muncul bukan karena kebetulan atau isapan jempol belaka apalagi hanya retorika semata. Namun karena Islam memiliki seperangkat aturan yang bersumber dari tuntunan wahyu Allah. Sebagaimana ada kaidah yang mengatakan bahwa "Setiap ada syariah, maka pasti akan ada maslahat" itulah kemudian yang menjadikan negara Islam (Khilafah Islamiyyah) secara alami akan memberikan keterjaminan berkah dan maslahat bagi kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kesejahteraan. Salah satu bentuk keagungan khilafah yang tidak dimiliki peradaban lainnya adalah kesempurnaan dan jaminan kehidupan terbaik bagi rakyatnya.

Beberapa bentuk aturan atau kebijakan dalam khilafah sehingga ada keterjaminan kesejahteraan bagi rakyat antara lain: Pertama, khilafah menetapkan bahwa setiap muslim laki-laki, khususnya kepala rumah tangga memiliki tanggung jawab untuk bekerja guna memberikan nafkah baginya dan bagi keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini didukung dengan lapangan pekerjaan memadai yang disediakan oleh negara.

Kedua, Islam mengatur ketika masih ada kekurangan atau kemiskinan yang menimpa seseorang, maka tanggung jawab itu menjadi tanggung jawab sosial. Maksudnya keluarga dan tetangga turut dalam membantu mereka yang masih dalam kekurangan dengan berbagai macam aturan Islam seperti zakat, sedekah dan lainnya.

Ketiga, khilafah melalui pemimpin tertingginya yaitu seorang khalifah adalah pihak yang mendapatkan mandat untuk mengayomi dan menjamin kesejahteraan rakyat. Ia yang akan menerapkan syariah Islam, terutama dalam urusan pengaturan masyarakat seperti sistem ekonomi dan lainnya.

Dalam sistem ekonomi, khilafah memiliki kebijakan dalam mengatur kepemilikan kekayaan negara sesuai Islam. Ada kepemilikan individu, umum dan negara yang semua diatur sedemikian rupa untuk kemakmuran rakyat. Seluruh hasil dari kepemilikan tersebut kemudian akan masuk dalam Baitul Mal yang menjadi pusat kekayaan khilafah. Tujuannya adalah untuk menjamin kehidupan per-individu rakyat agar benar-benar mendapatkan sandang, pangan dan papan. Serta untuk mewujudkan jaminan bagi rakyat dalam bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, pertanian, industri, infrastruktur dan lainnya.

Dari semua hal diatas, maka pantaslah jika khilafah mampu mencapai puncak kesejahteraan rakyatnya hingga berlangsung selama 13 abad dan meliputi hampir dua pertiga dunia. Bahkan, rekaman jejak emas masa peradaban Islam hingga sekarang masih ada dan bisa ditemukan dalam banyak catatan-catatan sejarah yang ditulis oleh orang non-muslim. Sebagai contoh adalah apa yang ditulis Will Durant seorang sejarawan barat. Dalam bukunya "Story of Civilization"  Dia mengatakan, “Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka.”

Dari sini, maka jelaslah hanya Islam satu-satunya solusi bagi setiap masalah kehidupan tak terkecuali masalah stunting. Itulah sebabnya kembali kepada kehidupan Islam (khilafah)  merupakan kewajiban dan hal paling mendesak. Karena hanya khilafahlah sistem yang akan membawa rahmat bagi kehidupan.

"Wallahu a'lam bi ash-shawwab"


Opini
Ditulis Oleh: Anhy Hamasah Al Mustanir
(Aktivis Media Konawe)


Mitra Rakyat.com
Setiap tahunnya, kaum muslim selalu memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk kecintaan mereka kepada Beliau. Namun kenyataannya, kaum muslim hanya terlena dengan perayaan belaka hingga membuat mereka tidak mengaplikasikan rasa cinta mereka kepada Rasulullah secara benar. Wujud dari cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad yakni dengan cara menaati hukum–hukum Allah dan meneladani Rasulullah dalam menjalankan hukum Allah tersebut.

Adapun cara praktis dalam meneladani Rasulullah yakni  mengikuti segala sesuatu yang telah dicontohkan oleh baginda Rasulullah, bukan hanya semata–mata meneladani dalam akhlak atau moralitas beliau saja namun harus totalitas baik perilaku maupun perilakunya. Sebagaimana firman Allah, ”Katakanlah, 'Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'" (TQS Ali Imran [3]: 31).

Ibnu Katsir menyatakan, ayat di atas merupakan vonis bahwa siapa pun mereka yang mengklaim diri sebagai pecinta Allah, sementera di sisi lain mereka tidak mengikuti jalan hidup Nabi Muhammad maka mereka adalah pendusta. Sampai kemudian mereka kembali mengikuti seluruh ucapan dan perilaku Rasul-Nya, sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Nabi SAW pernah bersabda: "Siapa saja yang melakukan suatu perbuatan yang tidak diperintahkan oleh kami maka perbuatannya tertolak." (HR. al-Bukhari).

Ditambah lagi, dalam Tafsir al-Qurthubi disebutkan bahwa ketika menafsirkan ayat di atas, al-Azhari menyatakan, “Mencintai Allah dan Rasul-Nya ditunjukkan dengan menaati keduanya dan menjalankan perintah keduanya.” Sementara Sahal ibn Abdillah menyatakan, “Tanda cinta kepada Allah adalah mencintai Alquran; tanda cinta kepada Alquran adalah mencintai Nabi-Nya; dan tanda cinta kepada Nabi saw. adalah mencintai sunnahnya…”

Allah Swt juga berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat sementara dia banyak mengingat Allah.“ (TQS. al-Ahzab: 21).

Berbagai anasir yang bersifat praktis yang membentuk hakikat ini, yang disebut sebagai upaya meneladani Rasulullah saw memiliki banyak cabang. Akan tetapi, semua itu bermuara pada hal-hal yang mendasar dan umum dalam agama yang telah disebutkan oleh Alquran mulia di dalam sejumlah ayatnya yang telah dipraktikkan langsung oleh Rasulullah saw. Inilah makna yang dimaksud di dalam hadits yang dituturkan oleh Siti Aisyah ketika ditanya mengenai akhlak Rasulullah saw, ia menjawab, “Akhlaknya adalah Alquran.”

Dalam upayanya mencintai Rasulullah saw, para sahabat semoga Allah meridhai mereka-senantiasa cenderung berada dalam naungan cahaya kenabian Muhammad. Hal ini tercermin dalam kehidupan praktis mereka serta penerapan perilaku kenabian di dalam seluruh keberadaan mereka, bagaimana dan dimanapun mereka berada. Mereka senantiasa memperhatikan perilaku dan keadaan Rasulullah, baik ketika beliau keluar dan masuk rumah, ketika beliau berada di rumah ataupun di masjid. Ketika beliau terlibat dalam peperangan atau perdamaian dengan musuh, ataupun dalam keadaan terjaga hingga tidur; ketika beliau dalam keadaan beribadah maupun dalam melakukan aktivitas lain di luar ibadah, di dalam adat kebiasaan maupun akhlaknya, di dalam gerak dan diamnya, ketika beliau berjalan ataupun duduk; ketika beliau berbicara ataupun diam, ketika beliau marah ataupun ridha karena Allah, ketika beliau dalam keadaan bersedih ataupun bergembira, ketika beliau tertawa ataupun sekadar tersenyum, ketika beliau makan ataupun minum, ketika beliau berkata-kata ataupun bertindak, ketika beliau berlaku adil ataupun memberikan petunjuk, dalam hal kesungguhan maupun keberaniannya; serta dalam kelembutan maupun kasih sayangnya dan masih banyak lagi.

Pendeknya, dalam setiap perilaku dan keadaan Rasulullah, para sahabat mempraktikkan kehidupan beliau di tengah-tengah kehidupan mereka sesuai dengan kadar kemampuan mereka masing-masing sebagai wujud rasa cinta mereka kepada Rasulullah saw. Salah seorang di antara mereka bahkan tak segan-segan langsung melakukan suatu perbuatan ketika dia melihat Rasulullah mengerjakannya. Mereka bertindak demikian karena mereka meyakini bahwa sesungguhnya Rasulullah tidak mungkin melakukan suatu perbuatan kecuali pasti benar-benar merupakan kebaikan.

Generasi awal kaum muslim dahulu lebih banyak mempraktikkan amal–amal Rasulullah saw. Dan sikap yang seperti itu lebih mulia ketimbang mengingat-ingat kelahirannya. kontradiksi dengan keadaan sekarang yang lebih banyak memperingati kelahiran beliau ketimbang memperbanyak amalan-amalan yang pernah beliau lakukan sepanjang hidupnya. Padahal ketika memandang fenomena Peringatan Maulid Nabi saw, yang setiap tahun rutin dilakukan oleh kaum Muslim, terlebih dulu kita harus memahami bahwa Muhammad saw hanyalah seorang manusia biasa. Beliau bukanlah pemilik berbagai khazanah Allah, tidak mengetahui hal-hal gaib, dan bukan pula seorang raja. Hanya satu keistimewaan beliau yakni diberikan wahyu oleh Allah Swt. Sebagaimana firman-Nya:

“Katakanlah, 'Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku, ‘Sesungguhnya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa,’ Siapa saja yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang salih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya.'" (TQS. al-Kahfi: 110).

Oleh karena itu, siapapun yang sering mengingatnya hendaknya dia berkeinginan untuk meneladani dan mengikuti jejaknya serta sudah seharusnya hidup dengan menjalani perilaku yang pernah beliau praktikkan. Sebab, beliau merupakan teladan sekaligus ikutan bagi seluruh kaum Muslim. Beliau adalah pribadi Islam pertama yang dipilih oleh Allah untuk mengemban amanah Islam sekaligus menyampaikan, menerapkan, dan menyebarluaskannya. Beliau adalah orang yang sangat dipercaya sekaligus orang yang paling takut dan bertakwa kepada Allah dibandingkan dengan semua manusia.  Namun demikian, beliau hanyalah seorang rasul. Artinya, yang penting untuk dipahami beliau adalah sebagaimana halnya manusia yang lain yakni  mengalami kematian. Akan tetapi, Islam yang dibawanya tetap akan hidup dan tidak ikut mati. Oleh sebab itu, setiap Muslim wajib untuk hidup bersama dengan risalah yang dibawanya, yakni Islam. Baik  itu bersumber dari ucapan maupun perbuatan beliau.


Maka dari itu, mengingat kelahiran Nabi Muhammad saw harus ditunjukkan dengan mengingat kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kaum muslim melalui kelahiran Nabi saw tersebut. Karena melalui tangan Rasulullah, Allah menangkan agama Islam di atas agama–agama lain. Sehingga dengan perantara beliaulah, kegelapan dimusnahkan dengan digantikan oleh cahaya Islam. Hukum kufur pun diganti dengan hukum Islam. Dan oleh sebab itu, hanya dengan menerapkan wahyu yang di bawah oleh Islam yang mampu membuat umatnya kembali tegak, memanusiakan manusia dan mengangkat derajat dari derajat hewani. Sehingga hanya Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw yang akan unggul diatas semua agama dan ideologi. Allah Swt berfirman:

“Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas semua agama meskipun orang-orang musyrik membencinya.”(TQS. ash-Shaff : 9).

Adapun Rasulullah saw mendakwahkan Islam di Makkah secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Dalam pada itu, beliau disakiti dan mendapatkan berbagai macam siksaan dari orang-orang kafir Qurays. Sebagian sahabat menyaksikan hal itu hingga sampailah tekad orang-orang kafir untuk membunuh Nabi saw. Akan tetapi, semua itu tidak sampai menyurutkan tekad Rasulullah untuk menyampaikan risalah yang telah diwahyukan Allah. Beliau tidak rela menjual Islam dan ditukar dengan harta ataupun kekuasaan. Hal ini tersirat dari ucapan beliau kepada pamannya, Abu Thalib, “Demi Allah, wahai Paman. Seandainya mereka mampu meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiri agar aku meninggalkan agama ini, aku tidak akan meninggalkannya sampai agama ini tegak atau aku hancur karenanya.” (HR. Ibnu Hisyam).

Demikianlah sikap Rasulullah dalam mengusung kebenaran sekaligus menantang kekufuran dan para pembelanya. Beliau tidak pernah takut di jalan Allah terhadap celaan para pencela dan tetap bersabar hingga Allah memerintahkan beliau untuk mencari pertolongan kepada orang-orang di luar kaum Qurays. Demikianlah hingga Allah memuliakan beliau dengan pertolongan kaum Anshar di Madinah. Di Madinahlah Rasulullah saw membidani lahirnya masyarakat Islam dan Daulah Islam untuk pertama kalinya.

Karenanya, hendaklah selalu diingat bahwa maulid (kelahiran) Nabi saw merupakan cikal-bakal bagi kelahiran umat Islam dan Daulah Islam yang terus dikembangkan oleh Rasulullah sehingga kekuasaan Daulah bisa mencapai seluruh jazirah Arab. Dan apa yang pernah dipraktikkan dan diperjuangkan oleh Rasulullah saw tersebut kemudian dilanjutkan dengan baik oleh para sahabat dan para tabi’in sehingga agama Allah semakin tinggi kedudukannya di muka bumi dan bendera Islam pun-Bendera ‘Lâ ilâha illâ Allâh’-semakin berkibar di berbagai belahan dunia. Mereka bahkan berhasil menaklukan Andalusia hingga ke Prancis, menembus tembok Cina, melumatkan Persia, dan membuka Bizantium. Semua itu dilakukan dengan penuh keadilan tanpa kezaliman dan kesewenang-wenangan, tetapi dengan membawa petunjuk, cahaya keimanan, keamanan, dan kedamaian.

Pada saat itupun, akhirnya Rasulullah berhasil membangun sebuah daulah bagi Islam sekaligus menerapkan hukum-hukumnya dan berjihad di jalan Allah. Orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya serta memuliakan kelahiran dan pengangkatannya sebagai rasul kemudian mengikuti jejak langkahnya. Hingga kemudian, Daulah Islam menjadi sebuah negara yang kuat. Sampai suatu ketika dominasi kekufuran yang menyeret manusia ke jurang kehancuran dikalahkan oleh keimanan yang menuntun manusia ke jalan kebahagiaan dunia-akhirat.

Akan tetapi, realitas yang terjadi sekarang, hukum–hukum Allah telah dikikis oleh hukum hawa nafsu. Sehingga kaum muslim hanya menganggap maulid Nabi hanya sebuah perayaan yang memiliki makna sekedar mengenang kelahiran Rasulullah bukan menjadikannya sebagai teladan dalam aktivitas sehari–hari. Sementara itu, pada saat yang sama orang-orang kafir dan antek-anteknya melakukan konspirasi atas Daulah Islam. Setelah mereka berhasil menghancurkannya, mereka lalu menanam antek-anteknya sebagai penguasa di tengah-tengah kaum Muslim. Mereka tidak memiliki hasrat apa pun selain berkhidmat kepada majikannya, orang-orang kafir. Antek-antek kafir ini menyaksikan sendiri bagaimana penderitaan kaum Muslim di Palestina, misalnya. Akan tetapi, mereka tidak bergeming sama sekali. Mereka juga mendengar jerit tangis orang tua, rintihan para janda, dan anak-anak yatim. Akan tetapi, mereka diam seribu bahasa. Mereka diam atas berbagai tindakan kriminal orang-orang Yahudi Israel seolah-olah hendak menunjukkan sikap bertetangga baik dengan Yahudi Israel!

Namun demikian, penguasa yang hina semacam ini, pada saat yang bersamaan, menyelenggarakan Perayaan Maulid Nabi saw dengan cara mereka; menyelenggarakan berbagai perayaan yang dikelola oleh penguasa atau menterinya; mendendangkan sejumlah nasyid dan menyampaikan pidato. Pada malam Maulid Nabi tersebut, tidak jarang penguasa mengumumkan penutupan sejumlah klab malam dan tempat-tempat penjualan minuman-minuman keras. Akan tetapi, setelah perayaan itu usai, mereka berhenti mengingat Islam dan Rasulullah saw. Mereka bahkan memerangi Islam dan para pengemban dakwahnya. UU antiterorisme disiapkan untuk membungkam semua dakwah, termasuk dakwah non-kekerasan. Anehnya, setelah mereka mengklaim bahwa mereka adalah orang-orang yang mencintai Rasulullah dan menyelenggarakan perayaan demi mengingatnya. Mereka sama sekali tidak merasa risih atau malu kepada Allah dan Rasul-Nya serta kaum Muslim.

Realitas para penguasa semacam ini berbeda dengan realitas kaum Muslim dan penguasanya pada generasi awal. Mereka memahami kelahiran Muhammad dan pengangkatannya sebagai Rasulullah sebagai kelahiran hukum-hukum Allah, jihad fi sabilillah, pembebasan berbagai negeri dari dominasi kekufuran, penyebaran Islam ke seluruh dunia, serta kemuliaan bagi Allah, Rasul-Nya dan kaum Mukmin. Oleh karena itu, wajar jika Allah memuliakan mereka dan memberikan pertolongan kepada mereka hingga menjadikan mereka sebagai pemimpin dunia dan cahaya bagi dunia. Inilah sebetulnya hakikat dari mencintai dan meneladani Rasulullah saw. Untuk saat ini, upaya praktisnya adalah bagaimana mengembalikan tegaknya syariat Islam, mengusir negara-negara imperialis dari setiap negeri Muslim seraya menyatukan negeri-negeri Islam ke dalam Daulah Khilafah yang pernah dirintis pendiriannya oleh Rasulullah serta membebaskan manusia dari cengkeraman kekufuran.[AR]

Objek Wisata Baga Beach cottage Sungai Nyalo,  Pessel

Mitra Rakyat.com(Pessel)
Setelah selesai agenda malam diskusi dengan Kapolres Pessel AKBP Cepi Noval, Sik, selanjut nya anggota Ikatan Keluarga Wartwan (IKW RI)  Sumbar dijamu Kepala Dinas Pariwisata Pessel, Hadi Susilo, Minggu (01/12) siang di Baga Beach cottage, Sungai Nyalo, Pessel.

Sambutan hangatpun sudah dipersiapkan oleh Kadis dimaksud, makan siang siap tersaji, dan cemilan.

Pada kesempatan itu Hadi berharap kepada IKW yang notabene sebagai pewarta,  dapat menyampai kan kepada dunia akan keindahan sumber daya alam yang mempesona di Pessel ini,  harap nya.

Diskusi Kecil Kadis Pariwisata Pessel,  Hadi Susilo dengan Pengurus IKW RI Sumbar
Sebagai Kadis Pariwisata,  Adi akan terus melakukan inovasi-inovasi baru,  agar turis lokal maupun internasional tidak merasa bosan untuk mendatangi tempat wisata yang ada di Pessel ini,  tuturnya.

Seperti objek wisata Baga Beach cottage kecamatan Sungai Nyalo ini, hamparan pantai, desiran ombak dan kokohnya gunung-gunung kecil dipantai ini, terus menjadi makhnet bagi wisatawan untuk mendatangi pantai ini,  lantutnya.

Alhamdulillah, tiap tahunnya wisatawan mendatangi objek wisata yang ada di kabupaten pesisir selatan ini terung meningkat segnifikan,  untuk itu pemerintah Kabupaten Pessel akan terus melakukan manuver agar wisatawan terus meningkat, jelasnya lagi.

Makan siang bersama IKW RI dengan Hadi Susilo beserta keluarga
"Inovasi yang akan dilakukan contohnya, penambahan tempat -tempat istirahat atau penginapan, dan membangun infrastruktur lainnya demi menunjang perkembangan destinasi wisata di kabupaten ini", pungkasnya.

Lain pihak,  Hendrizon SH didampingi,  David, Marzuki sebagai pengurus dari IKW RI dan Taf Chaniago selakuk pembina menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang telah diberikan Kadis Pariwisata tersebut,  kata Hendrizon.

Dan kami sebagai wartawan akan ikut partisipasi dalam pengembangan objek wisata yang ada di Pessel dan seluruh objek wisata diprovinsi Sumbar,  tutup nya singkat.

Dengan jam telah menunjukan pukul 13.00 wib,  Kadis bersama IKW RI selajutnya makan bersama di dangau yang ada dipinggir pantai. *roel*

Mitra

{picture#http://2.bp.blogspot.com/-XccjilccW3o/WvaXDidXfzI/AAAAAAAABh4/uSZS7TnCbfc4FwXpWuQb2n8Fgh6BY9x7ACK4BGAYYCw/s1600/logo3.png} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Powered by Blogger.