Mitra Rakyat
Monday, November 3, 2025, Monday, November 03, 2025 WIB
Last Updated 2025-11-03T02:36:38Z
Kota Solok

Operasi Bocor di Limau Puruik, Bayang “Backup” di Balik Tambang Ilegal Solok

banner 717x904


MR.com, Solok | Upaya aparat kepolisian menertibkan aktivitas tambang emas ilegal di Sumatera Barat kembali menuai sorotan tajam. Operasi penindakan di kawasan Limau Puruik, Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, diduga kuat bocor sebelum tim gabungan tiba di lokasi. Publik pun bertanya-tanya, siapa yang bermain di balik kebocoran ini?

Dikutip dari Otonominews.id, Kapolsek X Koto Diatas IPTU Muhammad Iqbal, S.H., M.H., membenarkan pihaknya menerima laporan masyarakat terkait aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah tersebut. Tim gabungan dari Polsek dan Polres bergerak pada Sabtu malam hingga Minggu pagi (2/11/2025). Namun hasilnya nihil.

“Iya, tadi malam sampai pagi kami menelusuri lokasi yang diduga ada penambangan emas ilegal di Limau Puruik, Nagari Sulit Air,” ujar Kapolsek Iqbal melalui pesan WhatsApp.

“Namun saat kami sampai di lokasi, tidak ditemukan lagi aktivitas penambangan. Kemungkinan informasinya sudah bocor sebelum operasi dilakukan. Tapi subuh tadi kami berhasil memusnahkan kamp dan peralatan yang diduga digunakan,” tambahnya.

Dalam operasi tersebut, tim gabungan terdiri dari personel Polsek dan Polres, di antaranya Kapolsek IPTU Iqbal, Wakapolsek IPDA Suryadi, Kanit Tipidkor IPDA Yose Rizal, Kanit Tipidter IPDA Ropi Arpindo, serta enam anggota Reskrim Polres dan enam anggota Polsek.

Namun di lokasi, mereka hanya menemukan kamp, pipa spiral, galon minyak, dan perlengkapan tambang sederhana. Alat berat yang sebelumnya dilaporkan digunakan tak satu pun ditemukan.

Bacan : Diduga Ada Tambang Emas Ilegal di Solok Kota, LMR-RI Soroti Lemahnya Penegakan Hukum

Kebocoran dan Dugaan “Backup” dari Dalam

Ketiadaan alat berat memantik kecurigaan warga. Beberapa sumber menilai operasi itu bocor jauh sebelum aparat turun ke lapangan. Seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya menyebut mustahil alat berat bisa keluar dari area tambang tanpa ada “pengawalan”.

“Pasti lah ado aparat yang membocorkan atau memback up. Kabarnya alat yang masuk banyak. Masak sampai enam unit alat berat bisa keluar masuk lokasi tanpa diketahui aparat? Ndak mungkin itu,” ujarnya tajam.

Pernyataan ini menjadi tamparan keras bagi wajah penegakan hukum di daerah itu. Jika benar kebocoran berasal dari internal aparat, maka operasi yang sejatinya untuk menegakkan hukum justru berubah menjadi sandiwara penertiban belaka.

Ancaman Ekologis di Balik Emas

Aktivitas tambang ilegal di perbukitan Sulit Air bukan persoalan baru. Selain menggerus bentang alam, kegiatan ini juga mengancam kelestarian sungai dan sumber air yang mengalir ke permukiman warga di bawahnya.

Penggunaan merkuri dan sianida dalam proses pemisahan emas diduga telah mencemari aliran air di beberapa titik.

“Ini bukan sekadar urusan tambang, tapi soal masa depan lingkungan dan keselamatan warga,” ujar seorang aktivis lingkungan lokal. “Kalau dibiarkan, Limau Puruik bisa jadi zona merah bencana.”

Tanggapan Polres Solok Kota :"Kami Akan Evaluasi"

Menanggapi tudingan kebocoran, pihak Polres Solok Kota memberikan klarifikasi resmi:

“Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya penegakan hukum yang direncanakan secara matang bersama unsur tim gabungan. Terkait isu kebocoran, hal itu tetap menjadi perhatian kami. Jika nantinya ditemukan indikasi keterlibatan oknum internal, tentu akan kami tindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku,” demikian pernyataan tertulis Kapolres Solok Kota AKBP Mas'ud Ahmad kepada media via telpon pada Senin(3/11).

Kapolres menegaskan, Kami berkomitmen bertindak profesional, transparan, dan akuntabel. "Kami juga mengapresiasi peran media dalam menyampaikan informasi yang berimbang kepada publik," tutupnya.

Namun, sebagian pihak menilai, pemusnahan kamp tambang tanpa penangkapan pelaku masih jauh dari kata tuntas. Tanpa pengungkapan aktor intelektual dan jejaring pelindung di balik tambang, operasi semacam ini hanya akan menjadi ritual seremonial penegakan hukum yang berulang saban tahun.

Pertanyaan yang Menggantung

Operasi di Limau Puruik kini meninggalkan lebih banyak tanya daripada jawab. Apakah hukum benar-benar ditegakkan untuk semua pihak? Ataukah, seperti yang kerap terjadi di banyak daerah lain, hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas?

Sementara aparat menegaskan komitmennya, di lapangan aktivitas serupa disebut-sebut masih berlangsung di sejumlah titik lain di Kabupaten Solok.

Dan publik pun kembali bertanya dengan nada getir, apakah tambang-tambang itu benar-benar ditertibkan, atau hanya disapu dari pandangan untuk sementara waktu?

Hingga berita diterbitkan redaksi masih tahap menghimpun data-data dan informasi terkat kegiatan yang ada diwilyah hukum Polres Solok Kota, serta upaya konfirmasi pihak terkait lainnya.

Penulis : Chairur Rahman

Editor : Redaksi

Terkini