MR.com, Sumbar | Kedatangan Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I, I Nyoman Surayana, ke Sumatera Barat pada 12 September mendatang diduga membuat jajaran Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumbar, khususnya di wilayah kerja PPK 2.5, kelabakan.
Informasi yang beredar menyebutkan, Direktur Preservasi akan memasuki Sumbar melalui jalur Kerinci, Jambi, dan melintasi ruas Jalan Nasional Leter W, yang berada di bawah pengawasan Satker PJN 2.
Sebuah pesan instruksi yang diteruskan Kepala Balai PJN Sumbar kepada jajarannya menegaskan agar kondisi jalan yang akan dilalui Surayana harus dalam keadaan “mantap.”
“Siapkan lapangan, jangan ada lobang, air mengalir di jalan, rumput panjang dipotong. Rundown Pak Dir menyusul,” demikian kutipan instruksi tersebut.
Baca : Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I Ada Agenda ke Sumatera Barat
Namun, sumber internal PJN 2 yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi ruas jalan tersebut. Menurutnya, jalan nasional mulai dari Muara Labuh hingga perbatasan Kerinci mencerminkan kesan tidak terpelihara.
“Khusus untuk ruas Leter W, bahu jalan seperti semak belukar, badan jalan banyak lubang, dan air dari drainase tumpah ke jalan. Kondisinya sangat memilukan,” ujarnya, Senin, 1 September.
Sumber itu menambahkan, kondisi jalan yang memprihatinkan seharusnya tak terjadi karena BPJN Sumbar memiliki program padat karya yang melibatkan masyarakat untuk pemeliharaan jalan, termasuk pembersihan drainase dan pemangkasan rumput.
“Seharusnya jalan ini terawat. Kita kasihan melihat kondisi seperti ini,” katanya.
Saat dikonfirmasi lewat telepon +62 812-9093-0xxx, pada Selasa(2/9) terkait perawatan jalan di wilayahnya, PPK 2.5 RAI FRAJA NOFVANDRO belum memberikan tanggapan hingga berita ini diturunkan.
Kunjungan I Nyoman Surayana ke Sumbar sendiri merupakan agenda rutin untuk memantau pekerjaan preservasi jalan dan jembatan di wilayah kerja BPJN Sumbar. Adapun program padat karya BPJN Sumbar mencakup pembersihan lingkungan jalan, pengecatan kerb, perbaikan trotoar, hingga pembersihan saluran air. Program ini bertujuan menjaga infrastruktur sekaligus membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.
Instruksi pimpinan agar jalur yang akan dilalui Surayana terlihat mulus pun memunculkan pertanyaan, apakah program padat karya yang seharusnya menjaga kualitas jalan nasional, khususnya di wilayah PPK 2.5, tidak berjalan optimal?.
Media masi tahap mengumpulkan data-data serta upaya konfirmasi pihak terkait lalinnya sampai berita lanjutan ini ditayangkan.
Penulis : Chairur Rahman