Preservasi Jalan Nasional Sijunjung-Dharrmasraya Tuai Sorotan Tajam Publik "Antara Harapan dan Kenyataan"
MR.com, Sumbar| Kondisi jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Sijunjung dan Dharmasraya di Provinsi Sumatera Barat kembali menjadi sorotan publik setelah pemberitaan media online GoAsianews.com beberapa waktu lalu.
Artikel tersebut mengungkapkan fakta pahit mengenai kondisi fisik jalan yang seharusnya menjadi simbol keberhasilan program preservasi infrastruktur, namun justru menjadi sumber kekhawatiran dan kecemasan masyarakat akan keselamatan berkendara.
Kondisi Jalan yang Memprihatinkan
Seiring meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di jalur ini, tidak bisa dipungkiri bahwa kerusakan jalan menjadi faktor utama penyebabnya. Banyak titik di ruas jalan ini menunjukkan kerusakan struktural serius, retakan, lubang, bahkan deformasi badan jalan yang mengganggu kenyamanan dan keamanan pengguna.
Rusmadi, seorang sopir truk yang rutin melintas di jalur tersebut, menyatakan bahwa kondisi jalan yang buruk tidak hanya mempercepat kerusakan kendaraannya, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan yang berakibat fatal.
Program Preservasi Ujian Nyata yang Gagal
Preservasi jalan merupakan bagian dari upaya pemerintah menjaga umur dan fungsi jalan agar tetap optimal. Anggaran besar yang dialokasikan melalui APBN, khususnya dari Direktorat Jenderal Bina Marga dan BPJN Sumbar, seharusnya mampu memberikan hasil nyata.
Namun kenyataannya, program ini tampaknya gagal mencapai tujuannya. Banyak pihak menilai bahwa kegiatan preservasi yang dilakukan hanya bersifat sementara dan tidak menyentuh akar permasalahan, seperti pondasi dan struktur utama jalan yang sudah tidak layak.
Dari sudut pandang teknis, pendekatan preservasi yang dilakukan selama ini dinilai tidak cukup efektif untuk memperpanjang masa guna jalan secara berkelanjutan. Sebagian ahli bahkan menyarankan bahwa rekonstruksi menyeluruh adalah solusi yang lebih tepat dan permanen.
Rekomendasi dan Harapan Masyarakat
Afiyandri, penggiat hukum sekaligus anggota PERADI yang turut mengamati kondisi jalan ini, menegaskan bahwa “beberapa titik di ruas ini tidak cukup diperbaiki dengan metode preservasi. Harus dilakukan rekonstruksi total agar kondisi jalan benar-benar membaik dan tahan lama.
Ia juga menyarankan agar kajian ulang dilakukan secara menyeluruh agar penanganan yang dilakukan tepat sasaran dan tidak sia-sia.
Masyarakat sendiri sangat berharap bahwa BPJN Sumbar dan pihak terkait segera melakukan evaluasi mendalam. Mereka menginginkan solusi jangka panjang, bukan hanya perbaikan sementara yang bersifat kosmetik. Pertanyaan yang masih mengemuka adalah, berapa titik yang benar-benar memerlukan rekonstruksi? Sampai saat ini, jawaban pasti dari pihak berwenang masih belum diperoleh.
Menunggu Keputusan yang Tepat
PPK 2.2 PJN Wilayah II Sumbar, Dani, saat dihubungi media tersebut melalui komunikasi digital, cenderung lambat merespons dan belum memberikan kepastian langkah konkret. Keadaan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa penanganan jalan ini tertinggal dari kebutuhan mendesak masyarakat.
Kondisi jalan nasional di Kabupaten Sijunjung – Dharmasraya memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan seluruh pihak terkait. Investasi besar melalui APBN harus mampu memberikan manfaat nyata dan berkelanjutan, bukan sekadar angka di laporan keuangan.
Pendekatan rekonstruksi, sebagai solusi jangka panjang, harus menjadi prioritas demi keselamatan pengguna jalan dan keberlanjutan infrastruktur transportasi di Sumatera Barat.
Semoga ke depan, program preservasi ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar membawa perubahan nyata demi kesejahteraan masyarakat dan masa depan infrastruktur Sumatera Barat.
Penulis : Chairur Rahman
#InfrastrukturSumbar #KonstruksiJalan #KesejahteraanMasyarakat #SumateraBarat