Opini
Dituliskan Oleh : Zidni Sa’adah
(Ibu Rumah Tangga)
Mitra Rakyat.com
Rabiul Awwal merupakan bulan yang mulia. Di bulan ini Allah SWT ciptakan manusia yang mulia. Dialah Nabi Muhammad Saw, seorang manusia yang telah diberi wahyu, pembawa risalah dan penebar rahmat bagi seluruh alam.
Inilah yang menjadi alasan mengapa umat Islam memperingatinya setiap tahun, yakni sebagai bentuk pengagungan dan penghormatan terhadap beliau dalam kapasitasnya sebagai Nabi dan Rasul. Itulah yang menjadikan beliau sangat istimewa dengan manusia yang lain, yang tidak diberikan kepada kebanyakan manusia lainnya.
Tentunya peringatan Maulid Nabi Saw tersebut, tidak akan berarti apa-apa jika umat Islam tidak mau diatur dengan apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad ke tengah-tengah mereka, bukan hanya sebatas menjadi aktivitas ritual dan rutinitas belaka. Bentuk pengagungan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad Saw yang diekspresikan dengan peringatan Maulid Nabi Saw, hakekatnya merupakan perwujudan kecintaan kepada Allah, karena Muhammad Saw adalah kekasihNya.
Jika demikian, maka umat Islam wajib mengikuti sekaligus meneladani Nabi Muhammad Saw dalam seluruh aspek kehidupan, bukan semata dalam aspek ibadah ritual dan akhlaq saja.
Sebagaimana dikutip dari laman www.pikiran-rakyat.com, esensi dari peringatan Maulid Nabi Saw disinggung dalam ceramah Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang disampaikan di lingkungan Yayasan Al Ma’soem, Jumat, 8 November 2019.
Beliau mengatakan bahwa dalam menghadapi tantangan zaman termasuk era industri 4.0, harus dijawab dengan prestasi akademik dan mengamalkan agama. “Pemahaman dan pengamalan terhadap ajaran Islam akan menjadi benteng dalam menghadapi semua kondisi zaman. Kita takkan mudah goyah, stres apalagi frustasi kalau pegang agama,” ujarnya.
Dari laman yang sama, lebih lanjut Uu mengatakan agar para siswa dan mahasiswa Al Ma’soem, memegang ilmu dasar yakni tauhid. “Kalau kita tak mengenal Allah dan Nabinya, maka kita akan cepat goyah dalam menghadapi masalah dalam hidup ini. Orang yang bertauhid disebut mukmin dengan janji akan hadapi dunia dengan sabar dan tawakal lalu di akhirat masuk surga,”katanya. Sedangkan ilmu lainnya adalah ilmu fikih dan syariat berkaitan dengan pelaksanaan ibadah. “Bagaimana kita sholat, puasa, membayar zakat, melaksanakan ibadah haji dibahas dalam ilmu fikih, “ katanya.
Dalam ceramah Uu Ruzhanul Ulum tersebut menunjukkan pengakuan bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah ajaran yang patut dijadikan tuntunan dalam menghadapi semua kondisi zaman dengan cara mengamalkannya.
Padahal mengamalkan ajaran Islam di alam sekular dengan isu negatif terorisme dan radikalisme yang terus didengungkan oleh pemerintah akan menjadi tantangan besar bagi umat Islam itu sendiri. Bagaimana tidak, di satu sisi menaruh harapan terlahir generasi-generasi yang kuat, tangguh dan memiliki budi pekerti yang luhur, akan tetapi sisi lain mengarahkan generasi ini mengikuti gelombang yang menjauhkan mereka dari tatanan kehidupan pengamalan agama secara menyeluruh. Syariat Islam dituding bak monster yang menakutkan yang harus dijauhi.
Yang pada akhirnya, bukannya mewujudkan generasi yang paham dan mengamalkan agama, namun menjadi manusia pembela sekulerisme dan melawan syariat. Inilah tantangan besar bagi umat Islam. Adanya tantangan, tentu perlu ada upaya yang dilakukan oleh umat Islam saat ini, yakni mendekatkan kembali ajaran Islam seutuhnya ke tengah-tengah umat agar dijadikan pegangan hidup dan diamalkan sebagaimana yang disampaikan dalam ceramahnya pak Wagub diatas.
Ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw sebagai solusi kehidupan tak sekedar diserukan saat acara-acara keagamaan seperti peringatan Maulid Nabi Saw. Tapi seharusnya ajaran Islam ini senantiasa didengungkan dalam situasi dan kondisi apapun agar dijadikan sebagai solusi kehidupan, atau dalam menjawab seluruh tantangan zaman apapun, termasuk menghadapi era industri 4.0.
Secara faktual, nyatanya Islam telah terbukti menghantarkan manusia menuju kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. Tak sebatas kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga berhasil menjaga fitrah manusia.
Berbeda dengan saat ini, dikembangkannya teknologi belum sampai pada puncaknya, sudah menimbulkan berbagai krisis kemanusiaan. Kemuliaan manusia direndahkan-dijadikan sebagai obyek eksploitasi dan penggerak mesin industrialisasi, pengangguran secara massal semakin meningkat, hingga jurang kemiskinan yang semakin curam. Semua ini terjadi setelah kehidupan umat Islam meninggalkan dan tak mengamalkan ajarannya yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw adalah teladan terbaik, membawa petunjuk dari Allah SWT kepada manusia. Beliau memberikan contoh bagaimana menjalani dan menerapkan petunjuk tersebut. Beliau diutus dengan membawa risalah Islam yang menjadi rahmat untuk semua manusia. Beliau, dalam waktu hanya 23 tahun, telah berhasil mengeluarkan manusia dari zaman kegelapan menuju cahaya, membebaskan manusia dari berbagai bentuk kedzaliman menuju keadilan, serta memerdekakan manusia dari penghambaan kepada manusia menuju penghambaan kepada Allah SWT.
Pada saat itu, Nabi Muhammad Saw adalah pemimpin di segala bidang. Beliau memimpin umat di mesjid, di pemerintahan, bahkan di medan pertempuran. Beliau ini bagai dokter jiwa yang mengubah jiwa manusia yang biadab menjadi jiwa yang memancarkan peradaban.
Karena itu hal terpenting dalam memaknai dari kelahiran Nabi Muhammad Saw, adalah keberadaannya yang telah mampu melahirkan masyarakat baru, yaitu masyarakat Islam, sebuah masyarakat yang tatanan kehidupannya diatur seluruhnya oleh aturan-aturan Islam, mulai dari aqidah (keyakinan), ibadah (shalat, shaum, zakat, haji dll), muamalah (sosial, pendidikan, politik, pemerintahan, keamanan, dll), maupun sanksi (hukum dan peradilan).
Jika seperti itu yang sudah diteladankan oleh Rasulullah Saw, maka sudah seharusnya umat Islam mencontoh dan mengikutinya, sebagai upaya untuk menyempurnakan pengagungan dan penghormatan terhadap beliau, sekaligus menjadi bukti cinta yang sebenar-benarnya bahwa kita benar-benar meneladani Nabi Muhammad Saw dan kecintaan kita pada Allah SWT.
“Katakanlah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku.” (TQS. Al Imran [3]:31).
Jangan sampai dalam setiap peringatan Maulid Nabi Saw umat Islam senantiasa menyerukan tentang pentingnya meneladani Nabi Muhammad Saw, namun dalam kenyataannya menjalankan hukum-hukum yang bersumber dari selain Islam, misalnya Kapitalisme- Liberalisme.
Ironisnya, tak sedikit umat Islam enggan menerapkan Islam bahkan memeranginya. Padahal penerapan syariat/pengamalan sesuai tuntunan Rasulullah inilah yang akan menjawab segala tantangan, baik revolusi industri 4.0 ataupun berbagai fitnah keji atas nama radikalisme.
Dan meneladani Rasulullah Saw dalam seluruh segi kehidupan ini tidak akan pernah bisa berjalan dengan sempurna, manakala tak ada jaminan penerapannya dalam sebuah sistem, yakni sistem Islam.
Oleh karena itu, pada momen peringatan Maulid Nabi Saw sekarang ini, sudah selayaknya umat Islam melanjutkan risalah yang dibawanya, serta mewujudkan kembali seluruh aturan Islam secara menyeluruh, yaitu dalam semua aspek kehidupan agar menjadi umat terbaik dalam menghadapi tantangan zaman kedepan. Wallahu’alam bi ash Showwab.