MR.com, PADANG| Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meneguhkan komitmennya memperkuat ketahanan pangan nasional. Salah satu langkah konkret dilakukan lewat program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer dan Sekunder pada Daerah Irigasi di bawah 1.000 hektare di Provinsi Sumatera Barat.
Program strategis ini berada di bawah pengelolaan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera Lima (BWSS V) Padang, dan dilaksanakan secara teknis oleh Satker SNVT PJPA WS IAKR Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan kontrak kerja bernomor HK0210-Bws5.9.1/354, proyek mulai berjalan pada 2 September 2025.
Pelaksanaan pekerjaan dipercayakan kepada PT Brantas Abipraya (Persero) dengan nilai kontrak sebesar Rp56,01 miliar. Sementara itu, PT Agrinas Pangan Nusantara bertugas melakukan kegiatan pengawasan selama masa pelaksanaan yang berlangsung 120 hari kalender.
Secara keseluruhan, proyek ini mencakup 11 kabupaten dan 32 daerah irigasi di Sumatera Barat. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi jaringan irigasi untuk mendukung produktivitas pertanian dan memastikan air tersedia secara merata bagi lahan-lahan produktif masyarakat.
Salah satu daerah yang menjadi lokasi pelaksanaan adalah Daerah Irigasi Sicincin, Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Saat tim media meninjau lokasi pada Rabu (8/10), terlihat satu unit excavator tengah melakukan pengerukan di aliran sungai yang menjadi sumber utama irigasi kawasan tersebut.
“Dengan adanya program ini, kami sangat bersyukur. Semoga sawah-sawah kami bisa kembali produktif seperti dulu,” ujar Buyung, salah seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi proyek.
Kepala BWSS V Padang melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari agenda nasional untuk memperkuat infrastruktur pertanian di tingkat daerah.
“Peningkatan sistem irigasi akan memperluas areal tanam, menjaga ketersediaan air untuk lahan pertanian, dan pada akhirnya memperkokoh ketahanan pangan daerah,” ujarnya.
Melalui optimalisasi jaringan irigasi primer dan sekunder ini, pemerintah berharap petani di berbagai kabupaten dapat merasakan manfaat langsung berupa peningkatan hasil panen dan kestabilan pasokan air.
Lebih dari itu, kehadiran proyek ini menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya berpusat di kota besar, melainkan juga menyentuh kawasan pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian Sumatera Barat.
Penulis : Chairur Rahman