Latest Post

1 #Kajati #Kajari #Sumbar #Pasbar 5 #Pasbar 1 #Pasbar #IMI 1 #sunatanmasal #pasbar #kolaboraksi 1 17 Agustus 1 AAYT 1 Administrasi 8 Agam 1 Agama 1 Aia Gadang 1 Air mata 1 Ajudan 1 Akses 4 Aksi 1 Amankan 1 Ambulance 1 Anam Koto 1 Anggaran 6 APD 1 Arogan 7 Artikel 1 Aset 1 Asimilasi 1 ASN 1 Atlet 1 ATR 2 Aturan 1 Babinkamtibmas 1 Baharuddin 1 Balon 2 Bandung 1 Bansos 1 Bantah 7 Bantuan 1 Batu Sangkar 1 Bawaslu 1 Baznas 1 Baznas Pasbar 1 Bebas 1 Bedah Rumah 1 Belajar 1 Belanja 4 Bencana 2 Berbagi 1 Berjoget 1 Bhakti 1 Bhayangkara 1 Bhayangkari 2 Bina Marga 1 BK 1 BKPSDM 1 BLPP 1 BLT Dana Desa 3 BNN 4 BNNK 1 Bocah 1 Bogor 1 Box Redaksi 1 Boyolali 9 BPBD 1 BPK RI 1 BPN 1 BTN 1 BTT 9 Bukittinggi 1 Bully 17 Bupati 3 Bupati Pasbar 1 Cacat Hukum 1 Calon 1 Camat 1 Cerita 1 Cerpen 6 Corona 1 Covid 29 Covid 19 16 Covid-19 1 CPNS 1 cross 1 dampak 1 Dana 1 Dandim 1 Data 1 Demo 1 Dermawan 3 Dharmasraya 1 Dilaporkan 1 dinas 2 Dinkes 1 Dinsos 2 Direktur 3 Disinfektan 4 DPC 2 DPD 1 DPD Golkar 1 DPD PAN 1 DPP 12 DPRD 3 DPRD Padang 2 DPRD Pasbar 1 Dukungan 1 Duta Genre 1 Emma Yohana 2 Erick Hariyona 1 Ershi 1 Evakuasi 1 Facebook 1 Forkopimda 1 Formalin 1 Fuso 1 Gabungan 1 Gempars 1 Geoaprk 3 Gerindra 1 Gor 1 Gudang 3 gugus tugas 3 Hakim 2 HANI 1 Hari raya 1 Haru. 1 Hilang 1 Himbau 2 Hoax 1 Hujat 2 Hukum 1 Humas 1 HUT 1 Hutan Kota 1 idul adha 1 Ikan Tongkol 1 Iklan video 1 Ikw 2 Ilegal mining 1 Incasi 1 Inspektorat 1 Intel 3 Isolasi 1 Isu 1 Jabatan 65 Jakarta 3 Jalan 1 Jambi 4 Jateng 6 Jubir 1 Jumat berbagi 1 Jurnalis 15 Kab. Solok 2 Kab.Agam 4 Kab.Padang Pariaman 3 Kab.Pasaman 2 Kab.Solok 5 Kab.Solok Selatan 1 Kabag 3 Kabid 7 Kabupaten Pasaman 1 Kader 3 Kadis 1 Kajari 2 Kalaksa 1 Kanit 1 Kapa 10 Kapolres 1 Karantina 6 Kasat 1 Kasi 1 KASN 1 Kasubag Humas 1 Kasus 1 Kebakaran 1 Kejahatan 1 Kemanusiaan 1 Kemerdekaan 2 Keracunan 1 Kerja 1 Kerja bakti 1 kerjasama 2 Kesbangpol 1 Kesenian Daerah 1 Kesra 2 Ketua 2 Ketua DPRD 1 Kinali 2 KKN 1 Kodim 2 KOK 3 Kolaboraksi 2 Komisi 1 Komisioner 4 KONI 1 KONI PASBAR 1 Kontak 1 Kontrak 1 Kopi 4 Korban 1 Korban Banjir 1 Korupsi 16 Kota Padang 2 Kota Solok 3 KPU 1 KPU Pasaman 2 Kriminal 4 kuasa hukum 1 Kuliah 1 Kupon 1 Kurang Mampu 1 Kurban 1 Labor 1 Laka Lantas 1 Lalulintas 1 Lantas 5 Lapas 3 Laporan 1 Laporkan 2 Laskar 1 Lebaran 2 Lembah Melintang 1 Leting 2 Limapuluh Kota 1 LKAAM 1 Lubuk Basung 3 Maapam 3 Mahasiswa 1 Makasar 1 Maligi 1 Masjid 3 Masker 1 Medsos 1 Melahirkan 1 Mengajar 2 Meninggal 7 Mentawai 1 metrologi 1 Milenial 1 MoU 1 MPP 1 MRPB 2 MRPB Peduli 1 MTQ 2 Mujahidin 3 Muri 1 Nagari 1 Narapidana 6 Narkoba 28 Nasional 1 Negara 2 Negatif 5 New Normal 2 New Pasbar 88 News Pasbar 1 Ngawi 1 ninik mamak 2 ODP 1 OfRoad 2 Oknum 2 olah raga 2 Operasi 142 Opini 1 Opino 1 Opni 1 OTG 2 PAC 1 Pada 794 Padang 7 Padang Panjang 25 Padang Pariaman 1 Painan 1 Pakar 4 Pandemi 1 Pangan 1 Pantai Maligi 1 Pantampanua 1 Panti Asuhan 1 Papua Tengah 6 Pariaman 1 Paripurna 2 pariwara 1 Pariwisata 1 Partai 1 Pasaan 93 Pasaman 27 Pasaman Barat 616 Pasbar 1 Pasbat 1 Pasien 1 Paslon 1 Patuh 11 Payakumbuh 1 Pdamg 2 PDIP 4 PDP 6 Peduli 1 peduli lingkungan 1 Pegawai 2 Pelaku 3 Pelanggaran 3 Pemalsuan 1 Pemasaran 1 pembelian 1 Pembinaan 1 Pemda 1 Pemerasan 3 Pemerintah 1 Pemerintahan 1 Pemilihan 1 Pemilu 2024 65 Pemko Padang 1 Pemuda 1 Penanggulangan 1 penangkapan 2 Pencemaran 2 Pencuri 1 pendidikan 2 Pengadaan 2 Pengadilan 1 Penganiayaan 1 Pengawasan 1 Penggelapan 1 Penghargaan 1 penusukan 1 Penyelidikan 1 Penyu 1 Perantauan 1 Perawatan 3 Perbatasan 1 Peredaran 1 Periode 1 Perjalanan 1 perkebunan 3 Pers 1 Pertanahan 3 Perumda AM Kota Padamg 8 Perumda AM Kota Padang 2 Perumda Kota Padang 60 Pessel 3 Pilkada 1 Pinjam 1 Pinrang 1 PKH 1 PKK 1 Plasma 1 Plt 2 PN 1 PN Pasbar 2 PNS 3 pol pp 2 Polda Sumbar 4 Polisi 6 Politik 28 Polres 1 Polres Pasaman 6 Polres Pasbar 1 Polsek 1 Pos 3 Pos perbatasan 6 Positif 2 posko 1 potensi 1 PPM 1 Prestasi 4 PSBB 1 PSDA 1 Puan 2 PUPR 1 Pusdalops 2 Puskesmas 1 Pustu 1 Rapid Test 2 razia 1 Rekomendasi 3 Relawan 1 Reses 1 Reskrim 1 Revisi 1 RI 1 Riau 8 RSUD 1 RSUP M Djamil 1 RTLH 1 Rumah Sakit 1 Rusak 1 Sabu 1 Samarinda 1 Sapi 2 SAR 8 Satgas 2 Satlantas 1 SE 4 Sekda 1 Sekda Pasbar 1 Selebaran 1 Semarang 8 Sembako 1 Sertijab 1 Sewenang wenang 1 Sidak 16 sijunjung 1 Sikilang 2 Singgalang 1 sirkuit 2 SK 1 Snar 2 Solo 5 Solok 4 Solok Selatan 6 SolSel 4 sosial 2 Sosialisasi 1 Sulbar 2 Sumatera Barat 200 Sumbar 1 Sumbar- 1 Sumur 1 Sunatan massal 1 sungai 1 Surabaya 1 surat kaleng 6 swab 1 Takalar 2 Talamau 1 Talu 1 Tanah 22 Tanah Datar 1 Target 1 Tata Usaha 1 teluk tapang 1 Temu ramah 2 Terisolir 1 Terminal 1 Tersangka 5 Thermogun 1 Tidak layak Huni 2 Tilang 1 Tindak Pidana Korupsi 1 tipiter 1 TMMD 2 TNI 1 TNI AL 1 Tongkol 1 TP.PKK 1 tradisional 1 Transparan 1 trenggiling 1 tuak 2 Tukik 1 Tumor 1 Ujung Gading 1 Ultimatum 1 Uluran 1 Unand 1 Upacara 1 Update 1 usaha 1 usir balik 1 Verifikasi 1 Virtual 1 wakil bupati 4 Wali Nagari 2 wartawan 1 Waspada 1 Wirid Yasin 1 Yamaha Vega 2 Yarsi 2 Yulianto 1 ZI 1 Zona Hijau 1 Zona Merah

MR.com,Padang| Di tengah krisis kepercayaan publik terhadap para wakil rakyat, sorotan kini tertuju ke internal Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Barat. 
Organisasi kepemudaan yang mestinya menjadi wadah pembinaan generasi muda itu justru tengah terpuruk. Pada kepengurusan periode 2022–2025, sekretariat KNPI Sumbar nyaris tak terurus.

Nama Nanda Satria, Ketua KNPI Sumbar sekaligus anggota dewan, mencuat menjadi sorotan. Sejak tahun 2025, Nanda disebut tak pernah sekalipun menginjakkan kaki ke sekretariat organisasi tersebut.


“Dari awal tahun sampai sekarang, dia tidak pernah datang,” ujar seorang warga yang saban hari nongkrong di kantin sekretariat KNPI.

Bukti ketidakpedulian itu terlihat jelas. Mushala tempat ibadah pemuda di kompleks sekretariat memprihatinkan, atapnya bocor, lotengnya rusak. Kendaraan operasional KNPI menyerupai besi tua tak terawat. 

Fasilitas internet pun terputus karena tunggakan. Pertanyaan pun menyeruak, apakah KNPI Sumbar memang kehabisan anggaran, ataukah anggaran itu tidak digunakan semestinya?

Sebagian aktivis muda yang pernah berkiprah di KNPI Sumbar bahkan menuding organisasi ini hanya dijadikan batu loncatan politik bagi Nanda. Setelah sukses melenggang ke kursi legislatif, perhatian terhadap organisasi yang pernah membesarkannya memudar. “Sekarang seperti dibiarkan mati,” ujar seorang mantan pengurus.

Fenomena ini terjadi di tengah menurunnya kepercayaan masyarakat kepada anggota legislatif. Publik Sumbar yang pernah menaruh harapan pada Nanda kini berhadapan dengan kenyataan pahit, seorang pemimpin muda yang dulu dielu-elukan justru tampak abai terhadap organisasi yang membesarkannya.

KNPI, sebagai organisasi pemuda, seharusnya menjadi laboratorium kepemimpinan, tempat menanamkan nilai kepedulian dan pengabdian. Namun jika pengurusnya sendiri tak memberi teladan, organisasi itu bisa kehilangan makna. 

Lebih dari itu, kasus KNPI Sumbar menjadi cermin, jika seorang pemimpin tidak mampu merawat rumahnya sendiri, bagaimana ia bisa diharapkan mengurus rumah besar bernama negara?.

Penulis : Chairur Rahman


MR.com, Padang| Keadaan negara yang tengah dilanda krisis kepercayaan publik seolah menemukan cerminan sempurna di Sumatera Barat. Sorotan tajam masyarakat kini tertuju pada Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS V) Padang. 

Sebagai ujung tombak pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air dan pelaksanaan proyek strategis nasional (PSN), lembaga ini justru dinilai gagal menunjukkan profesionalisme.

Dua mega proyek pengendalian banjir Batang Agam dan Batang Kandis menjadi contoh telanjang dari dugaan penyimpangan. Detail Engineering Design (DED) yang semestinya menjadi kitab suci dalam pembangunan, diduga diabaikan oleh kontraktor pelaksana. 

Baca : Dugaan Campur Tangan Mafia Proyek di BWSS V Padang

Pada proyek Batang Agam, penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi, material ilegal, dan pengabaian sistem keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) menjadi isu utama. 

Proyek Batang Kandis tak kalah mencoreng muka, sorotan pihak berwenang semakin tajam karena penggunaan material yang sama-sama diduga tak sesuai aturan.

Yang lebih mencemaskan, praktik melanggar hukum ini seolah mendapat restu BWSS V Padang. Diamnya pihak balai dan kontraktor saat dikonfirmasi media hanya mempertebal keyakinan publik bahwa ada yang disembunyikan. 

Transparansi dan akuntabilitas yang dijanjikan pemerintah dalam pengelolaan dana APBN merpukan uang rakyat yang dipungut dari pajak nyaris tak terlihat di lapangan.

Masyarakat Sumatera Barat kini hanya bisa berharap pada keberanian aparat penegak hukum untuk mengungkap kebenaran. Publik menuntut agar setiap rupiah dari APBN yang dialokasikan untuk proyek strategis benar-benar memberi manfaat, bukan justru terperosok ke lubang kebocoran dan praktik ilegal. 

BWSS V Padang semestinya menjadi benteng pengelolaan sumber daya air yang berintegritas, bukan simbol lemahnya tata kelola negara.

Penulis : Chairur Rahman


MR.com, Padang| Tanpa terasa air mata menetes sore itu. Dari balik layar televisi, ribuan orang tampak berdesakan, memenuhi jalan-jalan protokol ibu kota. Suara mereka lantang, menembus langit kota, “Bubarkan DPR! Tegakkan keadilan!” Seruan itu lahir bukan dari tenggorokan kosong, melainkan dari dada yang sesak, hati yang lama menanggung luka.

Teriakan rakyat adalah gema kekecewaan dan keputusasaan. Harga kebutuhan pokok merangkak, kesempatan kerja kian menyempit, ekonomi menjerat. Di tengah tekanan hidup, rakyat kecil merasa sekadar penonton di panggung negara yang dikelola segelintir elite.

Kerumunan hari itu bukan hanya mahasiswa dan buruh. Pasukan ojek online menuntut keadilan atas tewasnya rekan mereka, yang dilindas kendaraan pengamanan milik kepolisian. Suasana kian mencekam. Siswa SMK ikut bersorak sambil mengibarkan bendera merah putih, seolah mengingatkan bahwa kemerdekaan adalah milik semua. Bahkan emak-emak dengan sapu lidi di tangan ikut meramaikan barisan, menegaskan tuntutan yang melintasi kelas sosial dan keadilan.

Sementara itu, di balik gedung parlemen yang megah, para wakil rakyat duduk tenang dengan fasilitas berlimpah dan tunjangan selangit. Semua bersumber dari pajak rakyat, yang dipungut dari keringat mereka yang kini berdesakan di jalan.

Kontras ini seperti tamparan keras di wajah bangsa. Rakyat di pelosok negeri berjuang hidup dengan gaji pas-pasan, banyak yang tak memiliki jaminan kesehatan. Namun pejabat publik tampak terpisah dari realitas yang diwakilinya. Kesenjangan yang terus menganga perlahan merobek kepercayaan.

Demonstrasi bukan sekadar kerumunan massa. Ia adalah cermin bangsa. Ketika rakyat memilih turun ke jalan, itu pertanda saluran formal tak lagi dipercaya. Demokrasi macet. Suara-suara akar rumput merasa tak punya tempat.

Air mata yang jatuh sore itu bukan hanya karena iba. Ada rasa takut, takut pada jurang pemisah yang kian dalam antara rakyat dan pemimpinnya, takut pada bangsa yang kehilangan empati dan takut pada negara yang lupa bahwa keadilan bukan sekadar jargon politik, melainkan hak dasar manusia.

Seruan “Tegakkan keadilan” adalah doa kolektif, jeritan mereka yang merasa tak lagi didengar. Pemerintah dan wakil rakyat sepatutnya berhenti sejenak dari hiruk-pikuk politik. Dengarkan suara dari jalanan, suara rakyat yang meminta keadilan, kesejahteraan, dan secercah harapan.

Negeri ini dibangun atas pengorbanan rakyatnya. Jangan biarkan air mata mereka mengering sia-sia.

Penulis : Chairur Rahman


MR.com, Padang| Sejumlah proyek strategis di Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V Padang diduga tak sepenuhnya berjalan sesuai mekanisme lelang terbuka. 

Informasi yang beredar menyebut ada campur tangan kelompok tertentu melalui seorang pialang yang mengatur siapa rekanan yang bakal menggarap paket pekerjaan negara di institusi tersebut.

Nama H. W**, Direktur PT Mthri Trbit, disebut-sebut dalam jaringan itu. Lelaki ini dijuluki sebagai “pintu masuk” bagi kontraktor yang ingin mendapat proyek di BWSS V. “Tanpa persetujuan cukong proyek, pintu untuk mendapat jatah pekerjaan akan tertutup rapat,” kata narasumber yang enggan disebutkan namanya ketika ditemui di Padang, pekan lalu.

Kementerian PU melalui BWSS V Padang pada tahun anggaran 2025 tercatat bakal melelang proyek senilai ratusan miliar rupiah. Beberapa di antaranya, pembangunan pengendali lahar sedimen kawasan Gunung Merapi (Rp62,29 miliar), pembangunan pengendali banjir Batang Mangor (Rp19,3 miliar), pembangunan pengaman pantai di Kabupaten Kepulauan Mentawai (Rp10,53 miliar), serta pembangunan pengendalian banjir Batang Agam di Kota Payakumbuh (Rp51 miliar).

Selain itu ada pula proyek pembangunan sarana pengendalian banjir Batang Lembang (Rp55,8 miliar), revitalisasi Danau Singkarak (Rp27 miliar), pembangunan jaringan irigasi di Kawasan Sawah Laweh (Rp11,56 miliar), rehabilitasi irigasi Batang Anai di Kabupaten Pariaman (Rp12,5 miliar), serta pembangunan pengendali Batang Suliti (Rp30,63 miliar). Proyek pengendalian banjir di Kabupaten Dharmasraya juga masuk daftar, meski nilai kontraknya belum diumumkan.

Menurut narasumber tadi, sebagian besar paket itu sudah “dikunci” sejak awal. “Permainan ini terkesan disembunyikan, bahkan seolah direstui. Tak ada reaksi sama sekali sehingga berjalan mulus,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak BWSS V Padang belum memberikan tanggapan resmi. Redaksi berupaya menghubungi Kepala Balai dan pejabat terkait, namun panggilan telepon serta pesan singkat tak kunjung dijawab. 

Media masih tahap mengumpulkan data-data dan upaya konfirmasi pihak terkait lainnya sampai berita ini ditayangkan

Penulis : Chairur Rahman


MR.com, Maksar| Suasana berbeda tampak di ruang kelas SLB A-Yapti Makassar pada Sabtu siang. Sejumlah siswa tunanetra tampak serius meraba boneka keluarga yang dijadikan alat peraga oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas). Dengan penuh perhatian, mereka mengikuti penjelasan tentang batas sentuhan aman dan tidak aman dalam upaya mencegah kekerasan seksual.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program PEDULI (Pengembangan Dukungan dan Resiliensi Diri), yang digagas lima mahasiswa FKM Unhas melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025. Program ini mendapat dukungan dari Kemendikbudristek, Belmawa, serta Universitas Hasanuddin.

“Metode yang kami gunakan berupaya menyentuh sisi emosional peserta, agar lebih mudah dipahami dan diingat,” ujar Andi Maghfirah Ramadhani Asfar, ketua tim, kepada media pada Sabtu(2/8/2025) via telpon.

Tahapan yang dilaksanakan kali ini adalah Basic Awareness Phase, setelah sebelumnya diawali dengan sesi Transforming Perspective. Pada tahap kedua ini, siswa tidak hanya diperkenalkan dengan konsep pelecehan seksual, tetapi juga diajak melatih penalaran lewat studi kasus, hingga menyanyikan lagu edukatif yang mudah diingat.

Untuk mengukur efektivitas, tim melakukan pre-test dan post-test pada peserta. “Kami ingin melihat sejauh mana pemahaman siswa meningkat setelah intervensi,” kata Maghfirah.

Selain Maghfirah, tim ini beranggotakan SQA Dinda Chairunnisa, Desinta Rahmawati, Indri Sri Handayani, dan Nasywa Salsabila Nasaruddin. Mereka berharap program PEDULI bisa menjadi pintu masuk bagi hadirnya edukasi inklusif yang lebih luas, terutama bagi kelompok difabel netra.

“Tujuan akhirnya adalah membekali siswa dengan pengetahuan, kesadaran, dan keberanian untuk melindungi diri, sekaligus membuka mata masyarakat tentang pentingnya lingkungan yang ramah difabel,” tutur Maghfirah.

Editor : Chairur Rahman


MR.com, Payakumbuh| Deru ekskavator terdengar nyaring di bantaran Batang Agam, Payakumbuh, Sumatera Barat. Namun di balik aktivitas proyek yang diklaim untuk mengendalikan banjir itu, kecurigaan publik kian menyeruak.

Proyek lanjutan pengendalian banjir Batang Agam senilai Rp4,8 miliar, yang dikelola Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS V) Padang, kini menjadi sorotan. Pekerjaan fisik dipercayakan kepada PT Bina Cipta Utama, dengan konsultan supervisi dari konsorsium PT Sarana Bhuana Jaya – PT Indra Jaya (Persero) – PT Rancang Mandiri.

Berita terkait : Mega Proyek BWSS V Padang Tuai Sorotan, Dugaan Penyimpangan dan Misteri Diamnya Kontraktor

Sejak isu penyimpangan mencuat, baik kontraktor maupun konsultan kompak memilih bungkam. Upaya konfirmasi redaksi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BWSS V, Ilyas Firman, hanya berujung pada penolakan komentar. Pihak kontraktor yang disebut bernama Win Penes juga tak bersuara.

Indikasi pelanggaran mencuat lewat temuan sejumlah aktivis. Mahdiyal Hasan, S.H., pemerhati sungai dan pantai, menilai proyek ini sarat persoalan. “Ada indikasi penggunaan material ilegal, pemakaian BBM subsidi, dan pengabaian standar keselamatan kerja (K3),” ujarnya, Kamis, 28 Agustus 2025.

Menurut Mahdiyal, lemahnya pengawasan memperbesar peluang terjadinya penyimpangan. “Kalau material saja ilegal, bagaimana kualitas bangunannya? Kalau K3 diabaikan, siapa yang menjamin keselamatan pekerja? Ini bukan sekadar soal hukum, tapi juga nyawa dan lingkungan,” katanya.

Kontraktor pelaksana proyek Batang Agam disebut-sebut sama dengan pelaksana proyek Batang Kandis, yang sebelumnya sempat bermasalah. Dalam proyek itu, pihak berwenang disinyalir menemukan dugaan penggunaan material ilegal.

Mahdiyal mendesak aparat penegak hukum turun tangan. “Ini proyek strategis negara. Uang rakyat miliaran rupiah jangan sampai jadi bancakan,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, BWSS V Padang dan pihak kontraktor belum memberikan keterangan resmi. Publik kini menanti, apakah dugaan penyimpangan ini bakal diusut tuntas, atau kembali hilang ditelan derasnya arus Batang Agam. 

Penulis : Chairur Rahman

Mitra

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUKjfj8bYhguqcr3G0Jgy8vCMLVFLC7ATCnT6NVc1jtwAoGMVRLM4oapisLSj-hut6qCME7GEWZklrOvrx00qU-Rl7Kmuz3WOtPrRT_N0YO075CqwNfhOd8DhpYxskz102kdV-ds9-urs/s1600/logo3.png} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Powered by Blogger.